Pada kamera (baik digital atau analog), istilah aperture dalam fotografi adalah celah yang terbentuk pada shutter/diafragma (“tirai” yang menghalangi sensor untuk terkena cahaya). Di saat … Lanjut Baca
Kamera Full-Frame adalah jenis kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) yang memiliki sensor berukuran 35 mm (36 mm X 24 mm) Istilah Full-Frame mengacu pada … Lanjut Baca
Arti kode L pada lensa Canon DSLR adalah “Luxury” alias “Mewah”. Kode ini menunjukkan bahwa lensa tersebut adalah lensa kelas premium dalam banyak arti. Jajaran … Lanjut Baca
Percayalah! Mengetahui arti kode EF, EF-S, dan EF-M pada lensa Canon bisa menghindarkan Anda dari membuat kesalahan yang pada akhirnya membuang uang secara percuma. Memang … Lanjut Baca
Pengertian DEPTH OF FIELD atau DoF dalam fotografi adalah bidang atau zona dalam sebuah foto yang memiliki ketajaman (jelas). Bidang ini bisa saja terdapat di … Lanjut Baca
Kejam? Tidak. Percayalah memang hal ini harus dilakukan bagi siapapun yang ingin menjadikan dirinya seorang fotografer yang handal. Saya sendiri masih berjuang untuk melakukannya karena … Lanjut Baca
Klise kata banyak orang. Memotret sesuatu yang sudah umum akan selalu dianggap klise dan tidak kreatif dalam menemukan ide dan obyek.
Tetapi, terkadang kecantikan memang akan selalu mengundang dan membuat kangen. Meski sudah beberapa puluh kali atau ratus kali, kalau memang sudah cinta dan sayang, tetap saja akan datang dan datang lagi.
Setidaknya itulah yang saya rasakan setiap melihat Istana Bogor. Walau hanya bisa melihat secara jelas bagian belakangnya, tetap saja tidak menghentikan jari untuk menekan shutter.
Canon 700D F/9 1/100 detik ISO 100
Klise atau tidak menjadi tidak penting lagi. Selama bisa menikmatinya, mengapa tidak?
Tantangan terbesar dalam menggeluti street photography atau fotografi jalanan adalah mencoba menjadikan sesuatu yang “biasa” menjadi “tidak biasa” atau “luar biasa”. Mayoritas dari usaha tersebut adalah kegagalan, karena obyek yang biasa akan tetap menjadi biasa, bahkan setelah mencoba dari berbagai sudut pandang, tetap saja biasa.
Cobalah sendiri memotret seseorang yang sedang cukur rambut.
Perlu usaha banyak untuk bisa menghadirkan emosi di dalamnya karena tetap saja cukur rambut adalah sesuatu yang umum dan kebanyakan orang melakukannya rutin setidaknya sebulan sekali. Sulit sekali menghadirkan emosi meski sudah berusaha memotret sedekat mungkin dengan obyek (cara yang biasa dilakukan untuk memasukkan unsur personal dalam foto).
Seringnya tetap gagal.
Terlalu biasa.
Atau mungkin kitanya yang berusaha terlalu keras untuk tampil “luar biasa”? Bukankah fotografi jalanan memang merekam sesuatu yang natural dan biasa saja? Mengapa harus dibuat luar biasa?
Canon EOS 700D ISO 3200 F/4 1/50 detik – Editting Photoscape
Bagaimana kalau ditambahkan informasi bahwa tempat foto-foto ini diambil di Hunky Dory Barbershop, tukang cukur rambut langganan pak Presiden Jokowi kalau dia di Bogor?
Apakah membuat fotonya menjadi sedikit lebih menarik?
Aneh ya? Sepertinya tidak ada kaitan secara langsung antara berkomunikasi dan menghasilkan foto yang bagus. Yah, memang kenyataannya foto memang tidak dihasilkan dengan berbicara dan … Lanjut Baca
Fotografi bukanlah sekedar tentang kamera, itu slogan yang terpasang di blog LB Fotografi ini. Bukan asal-asalan kalimat itu dipasang, tetapi karena yang punya blog memang … Lanjut Baca